Return to site

Mengubah Sampah Plastik dan Kain Spanduk Reklame Jadi Uang

Mengolah limbah sampah plastik menjadi item-item berguna | tas souvenir

broken image
Tak hanya dari plastik sisa rumah tangga, XS project juga mendaur ulang spanduk atau baliho di papan reklame. "Untuk spanduk biasa kita buat tas laptop. Kita memiliki manajemen dibagian pemasaran dan juga desainer sendiri," ungkapnya.

"Karena ini plastik jadi untuk daya tahan tergantung pemakaian, sejauh ini bisa bertahan 5 sampai 10 tahun," tuturnya.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, XS project memperkerjakan belasan tukang jahit. Mereka fokus pada penjualan di luar negeri. Menurut Jupri, meski produknya berasal dari sampah, memiliki daya tahan yang cukup lama.

Barang-barang itu yang rencananya akan di daur ulang menjadi tas, kantong loundry dan lain sebagainya. "Kalau Sabtu dan Minggu emang nggak ada produksi, kita biasanya produksi Senin sampai Jumat," tutur Jupri.

detikcom berkesempatan melihat rumah produksi daur ulang sampah milik XS Project. Sepintas rumah itu terlihat tempat tinggal lainnya. Namun jika diperhatikan lebih detail di bagian garasi terdapat tumpukan spanduk dan karung yang berisih sampah plastik.

"Barang-barang ini ada yang dikasih ada juga yang kita beli dari pemulung-pemulung, kalau di lapak-lapak satu kilo sampah plastik dihargai Rp 1.000-1.500, kalau disini dihargai Rp 7.000 sampai dengan Rp 9.000," ujar Jupri salah satu pegawai XS Project, saat didatangi, Minggu (6/7/2014).

Mereka mengolah limbah sampah plastik menjadi item-item berguna dan laku dijual. Nantinya, keuntungan dari penjualan produk akan disumbangkan untuk pendidikan anak-anak para pemulung.

Pemandangan menarik ini terlihat di kantor XS Project, Jl Kaimun Jaya, Cilandak, Jaksel, Minggu (6/7/2014). Yayasan non profit tersebut berdiri sejak tahun 2002 dan fokus pada pengolahan sampah dan limbah. Lebih dari 81 orang dilibatkan sebagai pegawai.

Siapa sangka sampah-sampah plastik dan spanduk dari reklame dapat diolah menjadi uang. Ada yang menjadi tas jinjing wanita, kantong loundry, dan lain sebagainya. Mungkin ini bisa jadi solusi menangani 'limbah' baliho dan spanduk kampanye.

Usaha Rumahan yang Menjanjikan dari Barang Bekas | tas souvenir

Sampah atau limbah dari rumah usaha Rumah usaha tentu lebih potensial lagi sebagai penghasil benda sampah namun bernilai yang jumlahnya tentu sangat banyak dalam tiap harinya. Contoh paling nyata adalah ada pada usaha seperti bengkel sepeda motor. Dimana di bengkel sepeda motor biasanya terdapat banyak sekali barang rongsokan hasil limbah dari onderdil bekas, seperti kampas rem, patahan besi, kanvas kopling, kabel rem, pecahan bodi plastik dan lain sebaginya.

Tak hanya pada bengkel sepeda motor saja. Pada usaha seperti bengkel las juga bisa dibilang sebagai penghasil patahan-patahan besi. Ini pun layak dibidik untuk dibeli dalam jumlah kiloan untuk dijual lagi. Usaha foto copy dan percetakan juga tak kalah berpotensi sebagai penghasil sampah kertas yang tentunya bisa didaur ulang.

Maka tak heran bila di kampung-kampung biasa terdapat tukang barang bekas keliling yang biasa membeli barang bekas dari warga dalam ukuran kiloan. Potensi ini pun tak disia-siakan bagia para pelaku usaha pengepul barang bekas rumahan. Dimana para tetangga pun bisa dibidik untuk mengumpulkan barang bekas yang dimiliki lalu menjualnya, dan bukan membuangnya.

Manfaatkan potensi dari sampah rumah tangga Pada tiap rumah, tentu memiliki potensi sebagai penghasil sampah atau barang-barang bekas. Barang-barang bekas atau sampah yang ada di suatu rumah tentu sangat beragam. Mulai dari botol plastik air mineral, tumpukan kertas tak terpakai, kardus bekas, dan beberapa jenis barang bekas lainnya. Ini pun kemudian banyak diincar oleh para pelaku usaha pengepul barang bekas.

Alasannya cukup sederhana, salah satunya yakni aktifitas industry banyak yang membutuhkan bahan baku seperti biji plastik, dari hasil peleburan botol-botol bekas yang kemudian dijual dalam bentuk biji plastik, baik untuk kebutuhan lokal maupun dijual ke luar negeri.

Maka tak heran bila usaha seperti menjadi pengepul barang bekas skala rumahan banyak dilakoni oleh mereka yang paham akan potensinya. Lalu seperti apa serba-serbi untuk usaha yang satu ini..? ini beberapa point singkatnya.

Barang-barang bekas tersebut ada yg meliputi benda-benda bekas seperti botol minuman plastik, kardus bekas, kertas bekas, dan berbagai benda yang terbuat dari besi, baja, dan aluminium. Barang-barang tersebut sangat bernilai bila jumlahnya banyak. Karena jual beli untuk barang bekas di Indoensia sendiri, bisa dibilang sebagi bisnis yang sangat menjanjikan.

Potensi dari barang sampah ternyata juga bisa dijadikan usaha rumahan yang menjanjikan. Tidak percaya..? buktinya bisa kita lihat pada bisnis dirumah yang dominan dengan aktifitas jual beli barang-barang bekas. Barang-barang bekas yang dikumpulkan dalam jumlah banyak lalu dijual ke pengepul, tentunya bukan asal barang bekas.

Unilever Perkenalkan Tas Belanja Ramah Lingkungan | tas souvenir

Program kerja sama Unilever dengan Hypermart ini merupakan bentuk komitmen Unilever dalam mengedukasi masyarakat untuk turut ambil bagian dalam upaya melestarikan lingkungan melalui penggunaan produk daur ulang di dalam aktivitas mereka sehari-hari.

Perancangan tas ini berangkat dari fakta bahwa sampah plastik merupakan penyumbang terbesar sampah domestik atau sampah rumah tangga. Berdasarkan data terakhir Dinas Kebersihan DKI Jakarta, misalnya, dari total sampah Jakarta sekitar 27.966 meter kubik per hari atau 116 juta ton per tahun, sekitar 80 persen merupakan sampah rumah tangga yang kebanyakan berupa sampah plastik.

Acara peluncuran tas belanja yang diberin nama Trashion itu dilakukan di Hypermart, Mal Karawaci, Tangerang dan dihadiri, antara lain, oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, Direktur Customer Development PT Unilever Indonesia Tbk, Okti Damayanti, dan Direktur Merchandising dan Marketing Matahari Food Business PT Matahari Putra Prima, Meshvara Kanjaya.

Trashion (dari kata Inggris trash dan fashion) dirancang khusus oleh kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Unilever untuk mengurangi dampak sampah kemasan plastik.

PT Unilever Indonesia Tbk bekerja sama dengan Hypermart meluncurkan tas belanja ramah lingkungan dari bahan plastik daur ulang yang bisa dipakai berulang kali.


tas souvenir