Return to site

Kurangi Sampah, Ridwan Kamil Bagikan Kantong Plastik Ramah Lingkungan

· tas promosi

Kota Bandung akan sukses bersih kembali apabila setiap orang bisa mengelola sampahnya sendiri | tas promosi

broken image

“Sampah selalu menghantui Kota Bandung karena dua hal, pertama sistemnya belum maksimal keduanya prilaku masyarakat sendiri membuang sampah sembarangan, mulai hari ini kita mencoba merubah paradigma pola pikir dan sebuah tradisi baru dengan mulai mengelola sampah sendiri, dimulai memasukan sampah ke kantong plastik ramah lingkungan,” .
 
Direktur PD Pasar Bermartabat Mochamad Rinal Siswadi menerangkan pembagian kantong ini di lakukan secara bertahap, “Distribusinya dimulai dari Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Ancol secara serempak sebanyak 5000 buah,” pungkasnya.

“Saya hanya meminta hal yang kecil saja, setelah memotong sayur sampahnya dimasukan ke kantong plastik untuk memudahkan para pengangkut sampah dari PD kebersihan mengangkut dari TPS ke TPA, dengan cara lama tukang sampah bisa sampai sore untuk membereskan sampah, tapi jika sampahnya tidak berserakan dan di masukan kantong plastik bertapa cepatnya proses pengangkutan itu, bisa menghemat proses sampai 50 persen waktu dan biaya,” terangnya.

Pengelolaan sampah merupakan permasalahan multi dimensi, Ridwan berpendapat pengelolaan sampah tidak harus diserahkan kepada PD.

Kebersihan saja, karena kekurangan alat pengangkut dan keterbatasan personel menjadi tidak optimal ditambah perilaku masyarakat dari dahulu terbiasa membuang sampah sembarangan dan berharap ada petugas yang membersihkan, guna meminimalisir volume sampah di Kota Bandung kalimat buanglah sampah pada tempatnya sekarang sudah tidak lagi relevan, seharusnya kelolalah sampah pada tempatnya.

Kantong tersebut terdiri dari dua warna, warna merah diperuntukan untuk sampah-sampah non organik dan warna putih untuk sampah-sampah organik.

Orang nomor satu di Kota Bandung itu berpendapat Kota Bandung akan sukses bersih kembali apabila setiap orang bisa mengelola sampahnya sendiri tidak terkecuali para pedagang pasar tradisional, ia meminta masyarakat untuk melakukan hal mudah yaitu memasukan sampah ke dalam kantong plastik.

Secara simbolis Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil didampingi Direktur PD Pasar Bermartabat Mochamad Rinal Siswadi dan Direktur PD Kebersihan Cece H Iskandar, membagikan kantong sampah plastik organik tersebut kepada para perwakilan pedagang, di Pasar Ancol, Jl. Karapitan, Kamis (10/10/2013).

Dikatakan Ridwan kelebihan plastik organik yang akan dibagikan itu, dalam waktu beberapa minggu sudah bisa terurai oleh bakteri karena bahannya terbuat dari tapioka, “Yang berbahaya itu adalah kantong plastik konvensional karena sangat sulit terurai bisa ratusan tahun baru hancur, tapi kantong plastik yang dibagikan ini adalah kantong yang terbuat tapioka alias sampeu atau singkong, teorinya kalau datangnya singkong jatuh ke tanah mudah terurai jadi tanah lagi seperti dedaunan,”.

Sebanyak 26 ribu pedagang pasar tradisional dari 37 pasar di Kota Bandung secara bertahap akan mendapatkan kantung sampah plastik organik secara gratis, kantung plastik berbentuk kresek tersebut digunakan untuk tempat sampah limbah sisa dagang.

Ridwan Kamil Bagikan Kantong Plastik Ramah Lingkungan | tas promosi

Direktur PD Pasar Bermartabat Mochamad Rinal Siswadi menerangkan pembagian kantong ini di lakukan secara bertahap, “Distribusinya dimulai dari Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Ancol secara serempak sebanyak 5000 buah,” pungkasnya.

Pengelolaan sampah merupakan permasalahan multi dimensi, Ridwan berpendapat pengelolaan sampah tidak harus diserahkan kepada PD. Kebersihan saja, karena kekurangan alat pengangkut dan keterbatasan personel menjadi tidak optimal ditambah perilaku masyarakat dari dahulu terbiasa membuang sampah sembarangan dan berharap ada petugas yang membersihkan, guna meminimalisir volume sampah di Kota Bandung kalimat buanglah sampah pada tempatnya sekarang sudah tidak lagi relevan, seharusnya kelolalah sampah pada tempatnya.

“Sampah selalu menghantui Kota Bandung karena dua hal, pertama sistemnya belum maksimal keduanya prilaku masyarakat sendiri membuang sampah sembarangan, mulai hari ini kita mencoba merubah paradigma pola pikir dan sebuah tradisi baru dengan mulai mengelola sampah sendiri, dimulai memasukan sampah ke kantong plastik ramah lingkungan,” .

Orang nomor satu di Kota Bandung itu berpendapat Kota Bandung akan sukses bersih kembali apabila setiap orang bisa mengelola sampahnya sendiri tidak terkecuali para pedagang pasar tradisional, ia meminta masyarakat untuk melakukan hal mudah yaitu memasukan sampah ke dalam kantong plastik.

“Saya hanya meminta hal yang kecil saja, setelah memotong sayur sampahnya dimasukan ke kantong plastik untuk memudahkan para pengangkut sampah dari PD kebersihan mengangkut dari TPS ke TPA, dengan cara lama tukang sampah bisa sampai sore untuk membereskan sampah, tapi jika sampahnya tidak berserakan dan di masukan kantong plastik bertapa cepatnya proses pengangkutan itu, bisa menghemat proses sampai 50 persen waktu dan biaya,” terangnya.

Sebanyak 26 ribu pedagang pasar tradisional dari 37 pasar di Kota Bandung secara bertahap akan mendapatkan kantung sampah plastik organik secara gratis, kantung plastik berbentuk kresek tersebut digunakan untuk tempat sampah limbah sisa dagang.

Secara simbolis Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil didampingi Direktur PD Pasar Bermartabat Mochamad Rinal Siswadi dan Direktur PD Kebersihan Cece H Iskandar, membagikan kantong sampah plastik organik tersebut kepada para perwakilan pedagang, di Pasar Ancol, jl. Karapitan, Kamis (10/10/2013).

Pengembangan Bioplastik Sebagai Solusi Plastik Ramah Lingkungan | tas promosi

Kekuatan bioplastik dalam menampung beban tidak kalah dengan plastik konvensional. Kekuatan bioplastik bisa sama, tergantung pada ketebalan bioplastik. Itu berarti, bioplastik tebal lebih kuat untuk mengakomodasi beban. Namun, harga bioplastik relatif lebih mahal. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh tim Riset & Pembangunan PT Indmira, untuk bioplastik berukuran 15 cm x 25 cm biaya sekitar Rp 400 – Rp 500.

Harga yang lebih tinggi adalah apa-apa ketika dibandingkan dengan dampak sampah plastik akan lakukan untuk lingkungan. Bioplastik bisa dibuat sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik. Akan lebih baik jika kita mulai beralih menggunakan jenis plastik yang mudah terdegradasi sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan untuk menyelamatkan bumi kita.

Bioplastik dikembangkan PT Indmira, terbuat dari bahan terbarukan dan dapat dengan mudah didegradasi oleh mikroorganisme dalam tanah, yang berasal dari selulosa tanaman. Bioplastik dapat terdegradasi olehPseudomonassp., dan Bacillus sp. dengan melanggar rantai polimer menjadi monomer. Hasil degradasi, selain karbon dioksida dan air yang dihasilkan, adalah senyawa organik lain yang menghasilkan asam organik dan aldehida yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

Melalui penggunaan bahan organik untuk bioplastik, mikroorganisme dalam tanah dapat terurai dengan mudah dan relatif cepat. “Setelah menguji bioplastik dengan menanam di tanah, ternyata bahwa bioplastik dapat dibiodegradasi di sekitar 1-2 bulan,” Budi Haryono menyatakan.

Proses manufaktur bioplastik relatif mudah. Proses produksi dimulai dengan air untuk mengencerkan bahan selulosa dan menambahkan plasticizer untuk itu, maka kemudian adonan beeing dipanaskan sampai suhu mendidih. Setelah proses perebusan, dapat dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Limbah plastik telah menjadi masalah pelik yang harus segera diatasi. Selama beberapa dekade, plastik menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah sampah. Penggunaan kantong plastik di Indonesia sendiri mencapai 100 miliar per tahun. Berdasarkan perhitungan ini, diperkirakan bahwa setiap orang di Indonesia menggunakan sekitar 700 kantong plastik per tahun, atau kira-kira dua kantong plastik dalam sehari. Mantan kantong sampah jika dibiarkan di tanah, akan menjadi polutan yang signifikan. Ketika dibakar, sampah secara signifikan akan meningkatkan kadar gas rumah kaca di atmosfer.

Untuk mengatasi masalah ini, PT Indmira sedang mencoba untuk menemukan solusi untuk menciptakan lebih banyak plastik ramah lingkungan. Bioplastik atau plastik organik yang biasa dikenal sebagai salah satu penemuan PT Indmira. Studi awal dalam pembuatan bioplastik dibuat pada tanggal 4 September 2012. “Kami melakukan penelitian ini dengan tujuan mencari solusi dari masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik melalui memproduksi plastik ramah lingkungan yang mudah terdegradasi,” kata Budi Haryono, tim Riset & Pembangunan PT Indmira.