Return to site

Kurangi Penggunaan Plastik Dan Beralih Ke Reuseable Bag

· spunbond tangerang

Indonesia menjadi negara kedua terbesar penyumbang sampah plastik ke laut | spunbond tangerang

broken image

Semoga kebijakan ini bisa memberi dampak signifikan dan manfaat bagi lingkungan. Mari kita dukung program pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik dan beralih kereuseable bag.

Pada dasarnya program pemerintah ini bertujuan baik, yaitu mengurangi penggunaan plastik dan jummlah sampah plastik. Tapi sebenarnya, budaya membawa tas belanja sendiri sudah ada sejak zaman orang tua dan nenek kita. Zaman dahulu, mereka selalu membawa tas jinjing atau tas belanja sendiri yang biasanya terbuat dari anyaman bambu atau bahan goni.

Tas belanja tersebut sebenarnya masih sering digunakan, hanya saja nama dan fungsinya saja yang berubah. Dibanding tas jinjing mungkin kita lebih kenal dengan tote bag atau reuseable bag.

Salah satu toko retail yang mendukung kebijakan ini adalah Transmart Carrefour. General Manager PT Trans Retail Indonesia, Satria Jamid mengatakan “Transmart Carrefour akan melakukan kampanye kepada konsumennya untuk plastik tidak gratis, berbayar Rp 200/plastik.”

Di sisi lain, Satria Hamid dan pihaknya menyediakan reuseable bag yang disediakan dan bisa dipakai berulang kali.

Ketua Umum APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), Roy Mande mengungkapkan bahwa para pelaku usaha ritel sangat mendukung uji coba kebijakan tersebut. Pemerintah dan pelaku usaha juga memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi sampah plastik di masa depan.

Selain Bandung, ada 21 kota lain se-Indonesia yang ikut serta dalam uji coba kebijakan ini. Harga dasar yang ditetapkan adalah Rp 200 per kantong plastik, tapi tidak semua daerah menggunakan harga yang sama.

Contohnya, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor menetapkan harga Rp 500 per kantong plastik. Beda lagi di Kalimantan yang menetapkan harga Rp 1.500 per kantong plastik. Penetapan harga ini sendiri tidak melanggar, selain karena dalam tahap uji coba, harga yang direncanakan sendiri berkisar antara Rp 500 – Rp 2.000 per kantong plastik.

Penetapan harga nantinya akan disesuaikan dari berbagai aspek, seperti daya beli masyarakat, segmentasi pasar hingga ukuran kantong plastiknya.

Di Bandung ada Perda No 17 Tahun 2012 tentang pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Sayangnya, Perda ini kurang efektif karena kurangnya sosialisasi kepada pengusaha maupun konsumen.

Di Indonesia sendiri baru Kota Bandung yang memiliki kebijakan pembatasan penggunaan kantong plastik. Menurut Kasi Bina Peritel Dirjen Kemasan dan Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Supriyanto, “Bandung satu-satunya kota yang berani mengeluarkan ini.” Sehingga Bandung akan dijadikan sebagai pilot project uji coba kebijakan ini.

21 Februari lalu, dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional, pemerintah mencanangkan untuk mengurangi penggunaan plastik. Kebijakan kantong plastik berbayar ini diadopsi dari Amerika dan Eropa, bahkan di Hongkong kebijakan semacam ini mampu mengurangi penggunaan plastik hingga 75%.

Indonesia menjadi negara kedua terbesar penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Hasil riset sciencemag.org ini menjadi tolak ukur bahwa Indonesia darurat sampah.

Mengapa Kantong Plastik Tidak Gratis Lagi? | spunbond tangerang

Walaupun mayoritas minimarket dan super market menggunakan plastik “Ramah Lingkungan”, program ini tetap berlaku. Karena kantong plastik jenis apapun yang bersifat sekali pakai dan tidak tahan lama harus dikurangi dan dikenakan biaya. Jadi setiap transaksi di minimarket, supermarket dan hyper market yang menggunakan kantong plastik akan tetap dikenakan biaya Rp 200 per plastik.

Lalu kemanakah uang hasil penjualan plastik tersebut? Uang yang terkumpul sebagai Dana Publik ini nantinya akan disalurkan ke organisasi non-pemerintah untuk kegiatan lingkungan pengelolaan sampah.

Jadi sebaiknya kita menyiapkan kantong alternatif pengganti plastik seperti tote bag, paper bag atau tas belanja tradisional seperti yang sering dibawa nenek kita ke pasar. Mari budayakan kembali kebiasaan orang tua dan nenek kita dulu dan kurangi penggunaan plastik untuk menjaga lingkungan!

Kementrian LHK bekerja sama dengan APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) memberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Langkah awal, program ini akan berlaku di semua toko ritel modern, seperti minimarket, super market hingga hyper market.

Hasil survey Kementrian LHK menunjukkan bahwa 77,8% responden memilih tidak membeli kantong plastik bila ditetapkan harga Rp 500 – Rp 2.000 per kantong plastik. Namun dalam tahap uji coba ini, setiap kantong plastik dibanderol Rp 200 per kantong plastik.

Program plastik berbayar ini sendiri bukan hal baru karena sudah diterapkan oleh beberapa negara di Eropa, Amerika dan Asia. Dalam satu tahun, Inggris mampu mengurangi penggunaan plastik hingga 71%, Amerika 78%, dan Hongkong hingga 75%.

Di Hari Peduli Sampah Nasional, 21 Februari 2016 lalu, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mulai memberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Kebijakan ini sendiri masih tahap uji coba di 22 kota di Indonesia. Rencananya, kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada bulan Juni 2016.

Hasil survey Kementrian LHK menunjukkan 87,2% responden setuju dengan program ini. Program kantong plastik berbayar ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik yang dapat mencemari lingkungan.

Dari berbagai riset tersebut, tak heran jika pernah terjadi bencana “longsor sampah” yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 silam.

Lalu bagaimana kita menyikapi masalah sampah plastik ini? Beberapa hari terakhir beredar infografik mengenai kantong plastik di sosial media.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh sciencemag.org Februari tahun lalu, Indonesia berada diperingkat kedua dunia setelah Tiongkok, sebagai penyumbang sampah plastik ke laut. Peringkat berikutnya ada Filipina, Vietnam dan Sri Lanka.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Greeneration, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun.

Alternatif Pengganti Plastik, Tas Berbahan Baku Singkong | spunbond tangerang

Untuk itu, lanjutnya, ia menilai pengguanaan plastik berbahan dasar singkong, yang hanya tumbuh di negara-negara tropis seperti Indonesia bisa menjadi tren di dunia.

“Kalau kita bisa mendorong industri ke arah sana dan akhirnya menjadi trendsetter dunia kan bagus buat indonesia. Kualitas kekuatannya juga bagus dan tidak menggunakan teknologi tinggi. Kita arahkan ke sana,” ujar Harjanto.

Terkait kualitas, Harjanto berupaya agar industri plastik biodegradabel yang ada mampu menjaga kualitasnya, agar dapat berfungsi sama baik dengan plastik pada umumnya.

Salah satunya adalah mendorong produksi dan penggunaan plastik yang mudah terurai atau biodegradable, di mana produksinya menggukan bahan baku yang mudah didapatkan di dalam negeri, seperti singkong.

Menurut Harjanto, plastik berbayar untuk menguragi limbah yang sulit terurai ini sudah diterapkan diberbagai negara maju di dunia, seperti Amerika dan Eropa.

Plastik berbahan baku singkong bisa dijadikan alternatif dalam membawa barang belanjaan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.


“Di Tangerang, ada produsen plastik yang menggunakan bahan baku singkong. Saya rasa itu bisa dijadikan alternatif untuk membawa barang belanjaan,” kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Harjanto, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Harjanto mengatakan, Kemenperin akan mendorong program plastik berbayar yang dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan beberapa cara.


spunbond tangerang

Harjanto mengatakan, Kemenperin akan mendorong program plastik berbayar yang dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan beberapa cara.