Return to site

Hypermart Ajak Masyarakat Beli Tas Belanja Ramah Lingkungan

· tas souvenir

Hypermart Cirebon menggelar promo untuk mendorong masyarakat membeli tas belanja | tas souvenir

broken image
Sementara itu, bukan hanya promo tas belanja, Hypermart juga telah menyiapkan program stamp untuk setiap customer yang berbelanja menggunakan kartu Hicard. Stamp dikumpulkan untuk mendapatkan koleksi produk Vivo. Periode pengumpulan stamp mulai tanggal 4 Februari hingga 29 Juni 2016 mendatang. Sementara periode penukaran stamp mulai tanggal 4 Februari hingga 13 Juli 2016. “Setiap belanja Rp50 ribu berlaku kelipatannya,” ujarnya.

Jika stamp sudah terkumpul sesuai yang ditentukan, konsumen bisa menukarkannya dengan produk rumah tangga persembahan Vivo. Di antaranya, panci sayur 16 Cm, wajan penggorengan 24 Cm, panci sup 20 Cm, wajan bertutup 30 Cm, wajan penggorengan 28 Cm, dan panci sup 24 Cm.

“Semakin banyak belanja, semakin banyak dapat stamp, semakin cepat miliki produk Vivo,” jelasnya.

“Kami sadar bahwa ini adalah bagian dari gaya hidup yang harus mulai diterapkan dan dibiasakan agar kita semua bisa membuat lingkungan lebih bersih,” katanya.

Program ini berlangsung mulai periode 19 Februari hingga 19 Maret 2016 mendatang. Menurutnya, selama periode berlangsung, respons masyarakat cukup bagus.

“Bagus, banyak masyarakat yang sudah beli,” ujarnya.

“Bayar di muka agak mahal tapi bisa dipakai seumur hidup dan aman untuk lingkungan. Tidak seperti plastik,” ujarnya.

Dikatakan Yus, ada banyak pilihan warna dan model yang telah disiapkan Hypermart. Mulai dari gambar tempat bersejarah di Indonesia seperti Candi Borobudur, hingga kata-kata bijak yang berisi soal go green.

Tas belanja ini merupakan tas yang terbuat dari bahan alami sehingga ramah lingkungan. Gerakan membeli tas belanja yang ramah lingkungan ini juga merupakan dukungan nyata Hypermart untuk mendukung pembatasan penggunaan kantong plastik. “Bahannya natural, organic, go green,” ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan peraturan pemerintah tentang pembatasan penggunaan kantong plastik, pemakaian kantong belanja berbayar telah berlaku mulai tanggal 21 Februari 2016 lalu. Dengan adanya program promo ini, pihaknya berharap masyarakat mau beralih untuk membeli tas belanja yang ramah lingkungan.

Menindaklanjuti program pemerintah pembatasan penggunaan kantong plastik, Hypermart Cirebon menggelar promo untuk mendorong masyarakat membeli tas belanja. Disampaikan oleh Opening Manager Hypermart Cirebon, Yus Nandi setiap konsumen yang melakukan transaksi minimal Rp200 ribu, dapat membeli tas belanja seharga mulai dari Rp5 ribu.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih,” katanya kepada Radar, kemarin.

Keranjang Belanja Junrejo, Bisa Kurangi Penggunaan Kantong Kresek | tas souvenir

Selain berbentuk keranjang belanja, Ana juga membuat anting sebagai wadah kosmetik. ”Kalau yang untuk wadah kosmetik antingnya bisa ditutup dan dikancing,” papar ibu dua anak ini.

Produk hasil kerajinan tangan inipun banyak diminati tidak hanya masyarakat Kota Batu, namun juga luar kota. Pendistribusiannya meliputi Kediri, Ngawi, Pulau Bali, hingga Pulau Kalimantan. Dalam satu minggu, Ana dapat memproduksi sekitar seribu anting. Harga per anting beraneka ragam sesuai dengan ukurannya, yakni mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 17.000.

Ana Yugus mengatakan bahwa dirinya meneruskan usaha yang dirintis oleh orang tuanya sejak 20 tahun yang lalu ini.

Menurut wanita berusia 32 tahun ini, penggunaan anting atau keranjang belanja ini dapat meminimalisir sampah kresek atau plastik yang biasanya selalu diberikan pedagang kepada pembeli. Agar anting terlihat indah dijinjing oleh sebagian besar kaum wanita, Ana mengkolaborasikan dua warna yang sesuai dalam satu anting.

Pusat kerajinan keranjang dari bahan plastik ini terdapat di Dusun Jeding Desa Junrejo, tepatnya di rumah Ana Yugus. Kerajinan ini bisa menjawab problem sampah plastik yang kini sedang ramai dibicarakan dan diatur oleh pemerintah.

Plastik yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan anting ini dibeli dari Kota Malang. Plasatik itu kemudian dianyam seperti anyaman tikar. Namun penganyaman tersebut dibuat melingkar sebagaimana bentuk dari sebuah tas belanja.

Desa Junrejo bisa dikatakan merupakan desa penghasil kerajinan tangan di Kota Batu. Tidak hanya kerajinan centong nasi, cobek, alat pijat, namun juga keranjang belanja atau lebih dikenal dengan sebutan anting.

Aktivis Peringati Hari Bebas Kantong Plastik | tas souvenir

Sebagai kampanye mengganti kantong plastik, menurut Hany, Komunitas Nol Sampah Surabaya telah menyediakan tas kain yang pemakaiannya bisa lebih lama dan, apabila dibuang, tas cepat terurai dengan tanah. "Pada kesempatan kali ini, kami sediakan sebanyak 150 tas kain," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung mal, Entien Nur Farida, 20 tahun, mengatakan sangat mendukung aksi tersebut untuk memelihara lingkungan menjadi lebih baik. "Hebat, mereka peduli lingkungan banget," tutur Entien.

Desakan pembatasan penggunaan kantong plastik, kata Hany, harus terus disuarakan karena dampak buruknya sangat besar. Sebab, kantong plastik hanya digunakan satu kali dalam waktu beberapa menit, tapi untuk menghancurkannya sampai terurai dengan tanah dibutuhkan waktu 100-500 tahun. "Jelas, di sini dapat merusak lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan karena memakai zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker," katanya.

Untuk memperingati Hari Bebas Kantong Plastik yang jatuh tiap 3 Juli, beberapa aktivis merampas kantong plastik yang dibawa pengunjung sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Ketintang, Surabaya. Mereka menggantinya dengan kantong kain yang lebih ramah lingkungan.

Koordinator kegiatan peringatan tersebut, Hany, mengatakan gerakan international plastic bag-free day yang ia usung diorganisasi oleh GAIA, sebuah komunitas yang berpusat di Asia dan Eropa. "Pada intinya, gerakan ini menyerukan dihentikannya penggunaan kantong plastik di seluruh dunia," ujarnya, Kamis, 3 Juli 2014.

Menurut Hany, pemakaian kantong plastik dari tahun ke tahun terus meningkat. Di Indonesia, berdasarkan kajian pada 2010, satu orang menghasilkan 700 sampah kantong plastik per tahunnya. Jika jumlah penduduk Indonesia 237 juta, berarti ada sekitar 166 miliar sampah kantong plastik yang diproduksi. "Kalau di Surabaya, dengan penduduk 3 juta jiwa, ada sekitar 2,1 miliar sampah plastik," tuturnya.