Return to site

Kantong Ramah Lingkungan dari Singkong

· spunbond printing

Kantong plastik merupakan ancaman bagi kelestarian alam | spunbond printing

broken image

“DKI jakarta sejak tahun 2013 telah mengeluarkan perda bagi pusat perbelanjaan yang tidak menggunakan kantong belanja ramah lingkungan akan didenda. Untuk itu envi plast merupakan solusi sebagai kantong ramah lingkungan,” ujar Herman.

Menurutnya, kantong tersebut tidak jauh berbeda dengan kantong biasa yang banyak dijual, hanya saja kantong tersebut memiliki kadar oxy adiktif lebih tinggi dari kantong biasa, maksudnya kantong tersebut memiliki zat untuk menguraikan plastik lebih cepat, meskipun demikian jika kantong tersebut tidak terkena sinar matahari tetap saja kantong tersebut butuh waktu lama untuk diuraikan.

Produk ini pertama kali di manfaatkan pada SEA Games 2011 di Palembang, meskipun tergolong produk baru, envi plast sudah memperoleh dua penghargaan yaitu sebagai produk rintisan technology pada tahun 2012, dan dari LIPI untuk invation award pada tahun 2013 Dukung kampanye pengelolaan sampah Envi plast juga sebagai jalan keluar untuk mendukung kampanye pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintahan DKI.

Jakarta melalui Perda no. 3/2013 bagi pengelola pusat perbelanjaan yang tidak menggunakan kantong belanja ramah lingkungan akan di denda sebesar Rp.5juta-Rp.25juta.

Telah kita ketahui, DKI Jakarta menghasilkan 6.800 ton per hari sekira 15% merupakan sampah jenis plastik yang tidak bisa terurai selama puluhan, bahkan ratusan tahun lamanya.

“Kami ini malah nombok. Menjualkan produk ini, saya belum akan meraup keuntungan selama tiga tahun ke depan. Oleh karena itu, kami membutuhkan media untuk mengampanyekan produk ramah lingkungan ini,” jelasnya.

Oleh sebab itu, kantong ini didistribusikan ke beberapa company produk untuk disebarluaskan ke konsumen. Menariknya, dengan harga tersebut, perusahaan tidak meraup untung. Ia memprediksi perusahaannya tidak mendapatkan keuntungan sampai tiga tahun ke depan.

Ia mengatakan harga kantong ini dua kali lipat dibandingkan plastik berbahan nafta dari minyak bumi. Harga tersebut sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin dan bahan baku pembuatan kantongnya.

Kantong ini bisa tersebar di kalangan masyarakat luas. Agar mereka peduli dengan kondisi bumi yang kian hari kian buruk. “Saya berharap pemerintah dan masyarakat mau menggunakan jenis kantong ramah lingkungan. Ini untuk kemaslahatan bumi,” tuturnya.

Envi Plast tidak menyebut kantong ini sebagai plastik. Tetapi, lebih kepada kantong ramah lingkungan dan tidak merusak alam. “Ini memang terlihat seperti plastik tapi ini bukan plastik,” tuturnya.

Keunikan kantong ini, mudah larut dalam suhu air panas 80 derajat Celsius, saat terkena bahan panas seperti setrikaan akan mengeras kemudian rapuh sama seperti kertas dan ketika terbakar tidak meleleh, tetapi rapuh menjadi bubuk.

“Envi Plast terbuat dari bahan organik yaitu singkong. Kantong ini merupakan produk ramah lingkungan dan merupakan terobosan terbaru di tengah maraknya isu pemanasan global dan kampanye ‘go green’, untuk itu produk ini akan terus dipasarkan, dan produk ini pertama kalinya ada dunia” jelas Direktur Utama PT Intan Aneka Lestari Herman Moeliana, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Telah kita ketahui bahwa di balik kegunaan, kantong plastik merupakan ancaman bagi kelestarian alam apabila tidak dikelola dengan baik. Namun saat ini tersedia kantong yang ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan PT Inter Aneka Lestari Kimia dengan membuat kantong ramah lingkungan berbahan dasar tepung singkong bernama Envi Plast.

PEMBERLAKUAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR DI PASAR TRADISIONAL | spunbond printing

Dengan kebijakan yang diterapkan pada segmen pasar tradisional ini diharapkan dapat mendorong permintaan alternatif pembungkus lain, seperti halnya kerajinan tas belanja dan tas go green. Hal ini tentu menjadi pasar potensial bagi produk tersebut.

Jika tarif yang dikenakan tinggi tentu dapat mempengaruhi tingkat pembelian konsumen pula akan berbagai kebutuhan masyarakat di pasar tradisional. Seperti yang diketahui segmentasi konsumen pasar tradisional mayoritas terdiri dari segmen menengah kebawah. Hal ini tentu akan mendorong alternatif lain dalam hal mengemas hasil belanja konsumen di pasar tradisional.

Tarif yang dikenakan dari kantong plastik yang digunakan pada pasar tradisional masih sama dengan tarif kantong plastik pada sektor ritel, namun pemberlakuan tarif ini dapat saja berbeda-beda pada berbagai pasar tradisional. Hal ini dapat ditinjau dari seberapa besar tingkat keparahan sampah non-organik ini di pasar tradisional tersebut.

Adapun segmentasi pasar tradisional ini sangat efektif dalam mengurangi penggunaan kantong plastik. Seperti yang diketahui sampah plastik yang berasal dari pasar tradisional menyumbang prosentase yang sangat besar dari keseluruhan sampah yang ada.

Pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar pada awalnya masih mencangkup pada sektor ritel, namun pada tahap selanjutnya pemberlakuan kebijakan ini akan menyasar pula pada pasar tradisional. Wacana ini pun disambut baik oleh Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia.

500 Tas Belanja Daur Ulang Dibagikan Percuma | spunbond printing

Karena tas daur ulang juga bisa dijual kembali oleh pedagang kresek ini dengan harga yang terjangkau. Kegiatan ini pun akan terus disosialisasikan ke semua kecamatan di Kutim agar mampu menekan penggunaan tas kresek dan khususnya mengurangi sampah plastic,” katanya.

“UPTD KPP tidak akan mematikan pedangan kecil kresek, tapi hanya mengurangi penggunaan plastic oleh masyarakat.

Dia berharap hal ini menjadi kebiasaan masyarakat serta bentuk mendukung program pemerintah pusat dalam upaya menjaga keletarian alam dengan mengurangi penggunaan tas plastik atau kresek. Karena masyarakat juga harus mengetahui jika bumi memerlukan lebih dari 1.000 tahun untuk mengurai sampah plastik ini.

Basuki juga mengimbau masyarakat, jika ingin membeli makanan basah seperti sup atau bakso yang biasanya dibungkus dengan plastik kresek, hendaknya mulai kini membawa rantang sendiri dari rumah.

“Dengan pembagian tas belanja ini diharapkan ke depannya masyarakat jika mau berbelanja di pasar atau swalayan, bisa membawa sendiri tas daur ulang ini dari rumah untuk tempat belanjaannya. Sehingga tidak memerlukan tas kresek lagi,” kata Basuki.

Cara yang digunakan UPTD KPP kali ini beraksi adalah, dimana para pengunjung Pasar Induk yang berbelanja atau sedang menenteng tas kresek, langsung diambil dan diganti dengan menggunakan tas belanja daur ulang.

Dalam aksi ini, UPTD membagikan 500 buah tas belanja daur ulang secara gratis kepada pengunjung Pasar Induk Sangatta yang sedang berbelanja. Dikatakan, Kepala UPTD KPP Sangatta, Basuki Isnawan, produksi sampah rumah tangga di Kota Sangatta per harinya sudah mencapai 650 meter kubik dan sebagian besar adalah tas plastik atau kresek belanjaan. ”karena itu, dengan menggunakan tas belanja daur ulang ini maka per harinya produksi sampah kota Sangatta bisa berkurang 148 meter kubik,” harap Basuki.

Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (KPP) Kutim menggelar aksi bagi-bagi tas belanja daur ulang di Pasar Induk Sangatta, kemarin. Bagi-bagi tas daur ulang ini, untuk mendukung program go green dan menekan angka produksi sampah rumah tangga khususnya kantung plastik.