Berbelanja lebih praktis jika membawa tas bawaan dari rumah | goody bag
Pemrov DKI Jakarta menerapkan tarif Rp5.000,00 per kantong plastik baik di pasar swalayan, minimarket retail, maupun pasar tradisional untuk agar masyarakat lebih terbebani dan terbiasa membawa tas belanja sendiri dari rumah.
Nugie mengapresiasi adanya peraturan kantong plastik berbayar yang diberlakukan serentak di 22 kota Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Makassar, Balikpapan, dan Surabaya.
"Sudah baik kampanyenya. Namun, regulasinya yang perlu diperhatikan. Apa dijalankan atau tidak apalagi masih ada perundingan harga yang dikompensasi konsumen," kata musisi tersebut.
Nugie yang rajin bersepeda ke lokasi kerja itu mengungkapkan dirinya selalu membawa tas jinjing untuk berbelanja.
Aksi lingkungan apa dampaknya kalau dilakukan sendiri. Kalau mengajak masyarakat dan komunitas, bisa membawa dampak besar. Mulailah dari diri sendiri untuk peduli lingkungan," kata Tasya yang juga mempromosikan gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 melalui akun Twitter dan Instagramnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Duta Lingkungan UNESCO, Agustinus Gusti Nugroho atau yang akrab disapa Nugie.
Penyanyi yang terkenal dengan lagu "Anak Gembala" tersebut mengatakan bahwa kebiasaan membawa tas jinjing ketika berbelanja sudah dilakukannya sejak SMA, bahkan dirinya menolak jika sang kasir memberikannya kantong plastik.
Ia pun mengajak masyarakat seluruh Indonesia untuk menyukseskan program kantong plastik berbayar yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Duta Lingkungan Hidup Tasya Kamila mengatakan berbelanja lebih praktis jika membawa tas bawaan dari rumah daripada menggunakan sampai berkantong-kantong plastik yang justru tidak terpakai dan menjadi sampah rumah tangga.
"Sebenarnya lebih praktis bawa tas sendiri misalnya yang besar. Mau beli baju ataupun makanan cukup bawa satu tas jinjing," kata Tasya usai peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016 di kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu.
Tas Plastik di Inggris Tak Lagi Gratis | goody bag
Dengan pengecualian itu maka kebijakan di Inggris ini kemungkinan tidak seberhasil di wilayah-wilayah lainnya di Inggris Raya seperti di Wales, kata para pegiat.
Inggris adalah wilayah terakhir Inggris Raya atau UK, yang memulai meminta pembayaran tas kresek.
Pengecer dengan 250 lebih pegawai harus meminta pembayaran paling tidak 5p untuk tas yang mereka berikan saat berbelanja di toko atau untuk pengiriman.
Para pembeli di pasar swalayan dan toko-toko besar akan diwajibkan menggunakan tas mereka sendiri atau membeli kantong plastiknya.
Pegiat lingkungan menyambut baik tindakan ini tetapi mendesak skema yang lebih menyeluruh yang melibatkan semua pengecer dan semua jenis tas.
Sebagian besar orang yang berbelanja di Inggris harus membayar 5 pence atau Rp 1.000 lebih mulai hari Senin 5 Oktober untuk setiap tas plastik belanja guna mengurangi 7,6 miliar tas yang dipakai setiap tahun.
Semangat 'Kartini Sampah' Selamatkan Bumi Cilebut | goody bag
Acara ini juga disemarakkan dengan aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung, penanaman pohon, peragaan pembuatan kerajinan daur ulang dari sampah, bazar produk kerajinan UNASA serta lomba anak-anak.
"Bila kita ramah dengan alam, maka alam akan ramah dengan kita," ucap Isti.
Menurut Isti, Bank Sampah UNASA dan Saung Kompos inilah yang menjadikan sampah yang semula dikirim semuanya ke TPA bisa berkurang volumenya. Sebab, sampah ada yang bisa dijual, dijadikan barang kerajinan, dan diolah menjadi kompos. "Kartini-kartini sampah" mengambil peran menumbuhkan semangat peduli lingkungan.
"Jadi kita bantu pengurangan sampah di lingkungan. Awalnya TPS bisa sampai lebih dari 10, sekarang jadi cuma satu. Artinya sampah di lingkungan berkurang," ujar Isti.
Selain bank sampah, dilakukan juga pengolahan sampah organik melalui Saung Kompos. Isti menjelaskan, dengan pengelolaan sampah oleh warga maka sampah yang diangkut ke TPA hanyalah tinggal sampah sisa saja yang tidak diolah.
Isti mengatakan pengelolaan sampah UNASA dilakukan dengan memperhatikan kaidah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Para ibu akan mengumpulkan sampah dapur mereka kemudian menyetorkannya ke bank sampah. Selain itu sampah kemasan plastik yang tidak bisa disetor ke bank sampah dijadikan jenis kerajianan seperti tas, tempat tisu, dan tempat pensil.
Usaha yang telah dirintis sejak November 2012 ini memang sengaja diresmikan bertepatan dengan Hari Kartini. Mengingat kegiatan ini dilakukan oleh para ibu-ibu yang dengan semangat Kartini terus peduli terhadap kebersihan lingkungan.
"Setiap hari Rabu mulai pukul 9 pagi sampai 12 siang bank sampah dibuka. Warga yang mau setor sampah biasanya datang sambil bawa karungan sampah," kata Isti kepada detikcom dalam acara peresmian bank sampah yang mengangkat tema "Dengan Semangat Kartini Kita Selamatkan Bumi" di Cileubut, Bogor, Minggu (21\/4\/2013).
Di saung kompos Bumi Pertiwi II RW 14 Desa Cilebut Timur para "Kartini sampah" ini berjuang untuk merintis upaya pengelolaan sampah yang bisa mengurangi volume pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus mendapatkan nilai tambah ekonomi.
Isti Wahyuni, ketua Bank Sampah UNASA membina anggotanya melakukan pemisahan awal sampah di rumah masing-masing. Sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis disetorkan ke bank, yang kemudian dijual ke lapak barang bekas.
Sampah, mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu yang tidak berguna dan disia-siakan begitu saja. Namun sampah bisa berbeda di tangan ibu-ibu Cilebut, Bogor, ini. Hari Kartini yang jatuh Minggu (21\4\2013) memberi daya lecut bagi mereka untuk menyelamatkan Bumi.
Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Untung Nabung Sampah (UNASA) ini bisa menjadikan sampah sebagai salah satu sumber penghasilan lewat Bank Sampah UNASA.