Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis | goodie bag
Yuvlinda menambahkan selama masa uji coba di Bandung ini, Super Indo memberikan diskon sebesar 20% untuk pembelian tas belanja pakai ulang.
'kami dorong pelanggan untuk lebih mencintai penggunaan tas belanja pakai ulang, dibandingkan kantong kresek," ujarnya.
"Ada insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik sekalai pakai. Namun intinya, kami mengajak para pelanggan untuk berlaku bijak dalam penggunaan kantong kresek tersebut," ujarnya.
Pemerintah telah menetapkan harga kantong plastik adalah sebesar minimal Rp200 per kantong untuk semua ukuran dan berlaku secara nasional.
Adapun uji coba ini akan dievaluasi dalam masa 3 bulan, untuk menentukan pengembangan aturan selanjutnya.
"Jika plastik tidak gratis, pelanggan kami bisa lebih termotivasi dalam mengurangi penggunaan kantong plastik," ujarnya.
Ia menambahkan Super Indo juga mengaplikasikan perlakuan yang fair di gerai-gerai Super Indo.
Selain itu, bagi pelanggan yang tidak menggunakan kantong plastik, Super Indo memberikan insentif berupa cash back.
"Hal ini merupakan sebagian dari program-program Super Indoe dalam rangka mengajak pelanggan untuk mulai meninggalkan kantong plastik," ujarnya.
Sementara itu, D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communication & Sustainability Super Indo, mengatakan Super Indo menyambut baik aturan pemerintah akan plastik berbayar ini.
VP Operations Super Indo, Wirawan Winarto mengatakan Super Indo telah menjadikan upaya-upaya pengurangan sampah sebagai bagian dari operasional supermarket.
"Di Super Indo, pelanggan memiliki pilihan untuk menggunakan kantong belanja pakai ulang atau menggunakan kardus yang telah disiapkan kasir-kasir kami," ujar Wirawan.
Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis yang diluncurkan di Kota Bandung pada Minggu (21/2/2016).
Salah satunya, supermarket Super Indo yang menjadi tuan rumah Peresmian Uji Coba Pemberlakuan Kantong Plastik Tidak Gratis yang berlokasi di Dago Bandung ini juga memberikan berbagai program untuk konsumen terkait program ini.
Dari Harga Kantong Plastik, Alfamart dan Indomaret di Riau bisa Untung Miliaran | goodie bag
Menurut dia, persoalan sampah merupakan kewenangan pemerintah kota, sementara pemerintah pusat memberikan pendampingan, dukungan, dan standarnya.
KLHK menetapkan harga minimal standar Rp200 untuk setiap kantong plastik. Namun, sejumlah kota memberikan harga yang lebih tinggi agar masyarakat lebih terbebani dan berinisiatif untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah.
Sebagai contoh, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan harga Rp5.000,00 di seluruh tempat perbelanjaan, baik pasar swalayan maupun minimarket.
Selama masa uji coba, pemerintah, BPKN, YLKI, dan Aprindo sepakat bahwa pengusaha ritel modern tidak lagi menyediakan kantong plastik secara cuma-cuma untuk konsumen.
Spesifikasi kantong plastik yang digunakan ritel modern juga telah ditentukan, yaitu hanya yang ramah lingkungan, yakni menimbulkan dampak lingkungan paling minimal serta memenuhi standar nasional yang ditetapkan pemerintah.
KLHK menargetkan uji coba sampai 6 bulan dengan evaluasi berkala 3 bulan sekali. Jika program ini berhasil, sistem ini akan diatur dalam regulasi peraturan menteri.
Sejumlah kota telah melakukan seremonial pencanangan tas kresek berbayar itu meski dengan harga yang berbeda. Saat ini pelaksanaan ketentuan itu masih uji coba. Jika tidak ada masalah, ketentuan itu terus berlanjut, antara lain dengan akan diatur berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Hasilnya telah disosialisasikan melalui surat edaran KLHK kepada Kepala Daerah melalui surat nomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tertanggal 17 Februari 2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar.
"Main potong saja. Bayangkan, 1 outlet dengan 1.000 konsumen, sudah Rp200 ribu perhari, dihitung perbulan, sudah menghasilkan Rp6 juta. Kalau 500 outlet se Pekanbaru, Rp3 miliar. Itu keuntungan kantong plastik saja," ujar Mulyadi.
Pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sepakat memberlakukan penggunaan kantong plastik berbayar seharga Rp 200 per buah untuk mengurangi limbah plastik mulai 21 Februari 2016 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional.
Kebijakan harus bertujuan positif, bukan malah ladang mengeruk uang rakyat. Masa belanja kecil-kecil hanya 2 item musti dipalak juga," katanya.
Seharusnya pihak swalayan menanyakan terlebih dahulu kepada pembeli, apakah ingin membeli kantong plastik dan diberikan penjelasan.
Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sudah mulai memberlakukan penambahan biaya untuk kantong plastik. Seperti Indomaret dan Alfamart misalnya. Khusus di Kota Pekanbaru, biaya tambahan merata dikenakan sebesar Rp200.
Kondisi ini ternyata mendapat kritikan keras dari wakil rakyat Pekanbaru, Mulyadi. Menurutnya, kondisi ini sangat merugikan masyarakat. Meski nilainya tidak seberapa, namun jika dikalkulasikan keuntungan per bulan cukup fanbtastis.
80 Persen Konsumen Ritel Kurangi Kantong Plastik | goodie bag
Roy menegaskan, peritel tidak pernah keberatan dengan adanya kebijakan ini. Asalkan, standar mekanismenya sama di seluruh Indonesia. Dengan demikian, tidak membingungkan peritel dan konsumen.
"Ini kita dukung asal diterapkan standar yang sama, tapi ini kan dari kota ke kota lain beda. Kita harapkan Permen-nya (Peraturan Menteri LHK) segera keluar. Masalah harga (kantong plastik) kita fleksibel. Karena esensinya bukan harga, tapi bagaimana masyrakat tidak memakai kantong plastik lapi tapi mereka bawa sendiri," tandas dia.
Isinya, mekanisme kebijakan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda) masing-masing.
Menurut Roy, dengan mekanisme seperti ini, maka tidak ada ketentuan yang seragam yang diberlakukan pada ritel modern di seluruh Indonesia. Akibatnya, kebijakan ini malah membuat peritel dan konsumen bingung.
"SE ini melepas harga (kantong plastik belanja) pada Pemda. Jadi ada yang minta Rp 1.500, Rp 2.000, Rp 5.000. Padahal ini berbeda dengan semangat dari SE pertama di mana kita sudah sepakat dengan KLHK, YLKI dan lain-lain bahwa harganya sama, itu sebesar Rp 200, dan kantong plastik itu dijual sebagai barang dagangan," kata dia.
"Jadi sudah terbukti 80 persen masyarakat itu sebenarnya menerima. Mereka sAsosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai kebijakan kantong plastik berbayar pada toko ritel modern telah berjalan dengan baik.udah sadar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Namun Roy menyatakan, saat ini kebijakan tersebut tidak jelas arahnya. Sejak masa uji coba pertama berakhir pada 31 Mei 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerbitkan surat edaran (SE) kedua pada 8 Juni 2016 terkait kelanjutan kebijakan ini.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai kebijakan kantong plastik berbayar pada toko ritel modern telah berjalan dengan baik.
Sejak di ujicoba pertama pada 21 Februari 2016, 80 persen konsumen ritel modern sudah mengurangi pemakaian kantong plastik dan membawa kantong belanja sendiri.