Pengurangan penggunaan kantong plastik | goody bag bagus
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghitung, dalam 10 tahun terakhir penggunaan kantong plastik terus meningkat. Sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan masyarakat Indonesia yang hampir 95 persennya merupakan sampah.
Illiza menuturkan, pihaknya telah membuat aturan penggunaan sampah plastik dalam berbelanja, yang mengikuti peraturan pemerintah pusat. Mulai 21 Februari, masyarakat harus membawa sendiri tas belanja atau kantong plastik, jika meminta dari pedagang harus membayar Rp500. “Aturan ini akan diterapkan di seluruh Kota Banda Aceh, namun untuk sementara masih diberlakukan di beberapa pusat perbelanjaan.”
Jalaluddin, Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan (DKK) Kota Banda Aceh mengatakan, DKK saat ini hanya bisa mendaur ulang sampah organik. Sedangkan sampah plastik, dikutip pemulung untuk dijual kembali. “Dari 180 ton sampah yang kita kelola setiah hari, 60 persen merupakan sampah plastik. Saat ini, TPA Gampong Jawa, Kota Banda Aceh, telah memisahkan sampah plastik dengan organik.”
Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, Minggu (21/2/2016) mengatakan, jauh sebelum kantong plastik ada, masyarakat Aceh memiliki budaya membawa keranjang dari daun pandan, rotan, maupun lainnya saat berbelanja. Namun, sejak ada kantong plastik budaya membawa keranjang hilang.
“Saat ini, semua daerah di Aceh khususnya Kota Banda Aceh, dipenuhi sampah plastik. Hanya sebagian kecil saja yang dapat diolah. Sampah plastik bukan hanya merusak keindahan kota, tapi juga mencemari lingkungan, termasuk sungai.”
Hermawan Some dari Komunitas Nol Sampah, mendukung penggunaan kantong plastik dengan mengenakan biaya bagi konsumen. Namun, menurutnya, aturan ini harus disosialisasikan dulu. “Jadi, bukan hanya di pasar moderen, tapi juga pasar tradisional dan pedagang kaki lima agar memahami maksud penggunaan kantong plastik berbayar ini ,” katanya.
Surabaya merupakan satu dari 22 kota di Indonesia, yang melakukan ujicoba kantong plastik berbayar pada retail moderen. Survei dari Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) menyebutkan, setiap harinya pengusaha retail harus memproduksi 300 lembar kantong plastik per gerai.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Buhari mengutarakan, dari 100 persen sampah yang dibuang di TPA Benowo, 34 persennya merupakan sampah plastik. Ini berarti ada sekitar 400 ton sampah plastik per hari yang masuk ke TPA Benowo. “Ini juga sudah dipilah dan diolah melalui konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle).”
Chalid menambahkan, pembatasan penggunaan kantong plastik dengan mengenakan biaya pemakainya, diharapkan dapat mengurangi beban sampah plastik yang dibuang ke TPA tersebut.
Musdiq mengatakan, sambil menunggu aturan detil mengenai kantong plastik berbayar, implementasi dari kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik itu akan didukung dengan Peraturan Walikota maupun Peraturan Daerah. “Kami sedang menyiapkan aturan pendukung dalam bentuk Perwali. BLH Kota Surabaya juga akan memasukkan syarat-syarat pengetatan kantong plastik saat pengusaha retail melakukan pengurusan izin.”
“Kita semua ingin Surabaya bersih dan bebas sampah. Semua sudah kita lakukan untuk mengolah dan mendaur ulang sampah,” kata Tri Rismaharini.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi menegaskan, pemerintah kota bersama LSM Lingkungan akan terus melakukan sosialisasi ini ke para pengusaha retail, pedagang, hingga seluruh lapisan masyarakat. “Kantong plastik memang sangat membantu kita membawa barang, tapi kantong plastik juga limbah yang paling sulit dibersihkan. Butuh waktu lama untuk hancur sendiri.”
Sosialisasi dan kampanye setop penggunaan kantong plastik ini berlangsung di beberapa tempat, seperti di pusat-pusat perbelanjaan, pasar dan retail, serta di arena car free day.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Taman Bungkul, Surabaya, Minggu (21/2/2016), dalam teleconference dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutananan Siti Nurbaya, menegaskan komitmen Pemerintah Kota surabaya untuk mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020.
Kota Surabaya menyatakan siap mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait pengurangan penggunaan kantong plastik berbayar di pasar-pasar moderen. Ini terkait Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SE-06/PSLB3-PS/2015, tentang Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Retail Modern mulai 21 Februari hingga 5 Juni 2016.
Indonesia Pakai Kantong Plastik Lebih 1 Juta Tiap Menit | goody bag bagus
Di berbagai negara lain, katanya, kebijakan ini sudah berjalan. Di Inggris dan Ireland, kantong plastik berbayar mengurangi 90%, Tiongkok kantong plastik dilarang. “Bangladesh negara kecil dan miskin sudah melarang kantong plastik sejak 2002,”katanya.
Ada 31 negara di Eropa, 18 Afrika, tujuh Amerika dengan 132 kota, 12 kota di Australia dan 14 negara Asia termasuk Malaysia, menerapkan kantong plastik berbayar. “Jadi sebetulnya kita agak terlambat.”
Atas dasar itu tahun lalu ada surat edaran Menteri LHK tentang langkah-langkah pengelolaan sampah.
“Kita sudah pertemuan dengan Aprindo, juga Kementerian Perdagangan, YLKI. Pada pertemuan itu harga terendah kantong plastik berbayar Rp500.”
Tujuannya, mendorong perilaku masyarakat lebih bijak menggunakan kantong plastik. “Jadi dari supermarket tak sekali pakai langsung buang. Bisa dipakai lagi.”
KLHK, katanya, mendapat masukan dari komuniras peduli sampah, antara lain Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Kementerian ini juga terdorong dari petisi di kanal Change.org soal plastik berbayar. Petisi itu ditandatangani 60.000 orang. Mereka menginginkan pembatasan kantong plastik dan setuju penggunaan kantong plastik dengan kebijakan berbayar.
Tujuannya, mendorong perilaku masyarakat lebih bijak menggunakan kantong plastik. “Jadi dari supermarket tak sekali pakai langsung buang. Bisa dipakai lagi.”
KLHK, katanya, mendapat masukan dari komuniras peduli sampah, antara lain Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Kementerian ini juga terdorong dari petisi di kanal Change.org soal plastik berbayar. Petisi itu ditandatangani 60.000 orang. Mereka menginginkan pembatasan kantong plastik dan setuju penggunaan kantong plastik dengan kebijakan berbayar.
“Memang kantong plastik dari fossil fuel. Sebenarnya, ada teknologi memanaskan bahan plastik agar menghasilkan solar. Indonesia dalam skala kecil sudah melakukan. Tapi teknologi sederhana skala kecil,” katanya.
Data Asosiai Peritel Indonesia (Aprindo) ada 32.000 gerai menghasilkan 9,6 juta kantong plastik perhari atau 21.024 hektar per tahun. “Jika kantong plastik dibuang begitu saja, bisa menutup seluruh Bandung. Ini belum termasuk sampah plastik dari pasar tradisional.”
Kondisi tambah memprihatinkan, kala negeri ini menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik di lautan. “Sampah plastik lautan tidak terurai.Sekali terurai menjadi mikroplastik dimakan hewan lautan,” katanya. Kala ikan dibelah, kayanya, banyak serpihan-serpihan plastik.
Catatan KLHK, penggunaan kantong plastik di Indonesia, lebih 1 juta permenit. Setiap tahun, produksi kantong plastik menghabiskan sekitar 8% produksi minyak dunia atau 12 juta barrel minyak dan 14 juta pohon.
Sampah plastik, katanya, baru terurai 100 tahun. “Ini telah menjadi perhatian dunia.” United Nations Environment Programme (UNEP) berencana melarang penggunaan kantong plastik.
“Indonesia belum bisa ikut sepenuhnya. Meski ada teknologi kantong plastik mudah terurai, beberapa retail sudah menggunakan.”
Tuti Hendrawati Mintarsih, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Selasa (9/2/16) mengatakan,
sampah plasti ada di mana-mana. “Di sungai, laut. Kalau pergi ke pantai-pantai apalagi di pantai utara Jakarta, ada semacam reklamasi sebetulnya bukan. Terlihat seperti pulau karena tumpukan sampah.
Indonesia peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik, setelah Tingkok. Dalam tiap menit, Indonesia menggunakan kantong plastik lebih 1 juta. Salah satu upaya mengurangi, mulai 21 Februari ini pemerintah membuat kebijakan plastik berbayar pada 23 kabupaten/kota di Indonesia.
( Baca : DIET SAMPAH PLASTIK ALA KOMUNITAS NOL SAMPAH )
Serbuan Monster Pencari Tas Kresek Di Mall Surabaya | goody bag bagus
“Surabaya belum ada peraturan khusus termasuk Perda, dan selama ini masih sebatas himbauan agar di tempat-tempat khusus seperti sekolah, kampung dan fasilitas umum lainnya membatasi penggunaan tas kresek. Negara lain seperti Amerika Serikat sudah menerapkan denda, pajak, dan lain-lain bagi pelanggar.
Nah, Surabaya juga jangan mau kalah, apalagi dengan Bandung yang sudah membuat Perda,” imbuhnya.
Hingga kini Komunitas Nol Sampah terus berupaya menggolkan adanya Perda khusus mengenai sampah plastik ke DPRD Kota Surabaya maupun ke Pemerintah Kota.
“Kita sedang menginisiasi usulan agar dewan mau memasukkan usulan kami mengenai pengeloaan sampah plastik di Surabaya,” pungkas Wawan.
Dia mencontohkan keberhasilan China dalam menekan pertumbuhan sampah plastik melalui peraturan yang melarang pemakaian kantong plastik selama empat tahun terakhir. Dari pelarangan itu China disebutkan mampu menghemat sekitar 4,8 juta barel minyak yang digunakan untuk produksi kantong plastik.
“Kalau di China menurun, di sini justru meningkat. Sebelum tahun 1988 penelitian ITS menyebutkan bahwa sampah plastik di Surabaya hanya sekitar 5 persen, sedangkan pada 2012 sudah lebih dari 12 persen sampah plastik dari 10.000 meter kubik, dan trennya naik. Ini karena belum ada kesadaran bahwa sampah plastik adalah bom waktu,” tuturnya.
Kota Surabaya dengan citranya yang baik tentang kebersihan sehingga mampu menyabet penghargaan Adipura Kencana 3 kali berturut-turut, menurut Wawan diharapkan berani membuat gebrakan positif dalam hal pengendalian sampah plastik. Peraturan Daerah khusus mengenai sampah plastik harus dibuat, atau minimal Peraturan Walikota yang membatasi pemakaian tas kresek oleh industri maupun perdagangan.
Dipilihnya mall atau pusat perbelanjaan modern sebagai salah satu sasaran sosialisasi diet tas kresek atau kantong plastik, didasari data yang menyebutkan mall sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar, karena setiap konsumen yang berbelanja selalu diberikan kantong plastik untuk wadah barang belanjaan.
Bahaya sampah plastik tidak hanya dapat menimbulkan sampah yang sulit terurai, melainkan juga dapat merusak ekosistem lingkungan serta mengganggu perkembangan makhluk hidup didalamnya.
“Hanya dibawah 10 persen sampah plastik itu bisa didaur ulang, sisanya masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir), sungai, laut dan membunuh jutaan hewan, juga membunuh mangrove di pantai timur Surabaya. Sedangkan kalau di TPA butuh ratusan tahun untuk sampah plastik bisa terurai,” papar Wawan.
Kami ingin dan berharap sebenarnya ada pendekatan dengan Pemerintah Kota, dimana Pemerintah Kota kemudian membuat aturan. Selama ini kan memang sudah ada surat edaran dari Walikota Surabaya di mall-mall di seluruh Surabaya untuk membatasi pemakaian kantong plastik. Kami berharap mungkin ada kejutan baru, misalnya membuat hari tanpa kantong plastik di Surabaya,” ujar aktivis yang biasa dipanggil Wawan Some.
Wawan berharap ada hari-hari khusus yang ditetapkan sebagai hari tanpa tas kresek atau kantong plastik, sehingga dapat memeberikan dampak yang lebih positif bagi lingkungan.
“Sehari dalam sebulan, atau beberapa hari dalam setahun kan lumayan, karena kalau hitungan kita satu orang menghasilkan 2 kantong plastik sehari, kemudian 3 juta orang di Surabaya tidak menghasilkan kantong plastik, kan berarti ada 6 juta kantong lastik yang tidak kita buang,” lanjutnya.
Kami ingin dan berharap sebenarnya ada pendekatan dengan Pemerintah Kota, dimana Pemerintah Kota kemudian membuat aturan. Selama ini kan memang sudah ada surat edaran dari Walikota Surabaya di mall-mall di seluruh Surabaya untuk membatasi pemakaian kantong plastik. Kami berharap mungkin ada kejutan baru, misalnya membuat hari tanpa kantong plastik di Surabaya,” ujar aktivis yang biasa dipanggil Wawan Some.
Wawan berharap ada hari-hari khusus yang ditetapkan sebagai hari tanpa tas kresek atau kantong plastik, sehingga dapat memeberikan dampak yang lebih positif bagi lingkungan.
“Sehari dalam sebulan, atau beberapa hari dalam setahun kan lumayan, karena kalau hitungan kita satu orang menghasilkan 2 kantong plastik sehari, kemudian 3 juta orang di Surabaya tidak menghasilkan kantong plastik, kan berarti ada 6 juta kantong lastik yang tidak kita buang,” lanjutnya.
“Kalau saya tidak selalu pakai plastik sih, kadang juga pakai tas-tas kain yang bisa dipakai berulang kali. Tapi seringkali kalau misalnya belanja, bungkusnya pasti pakai plastik, bergitu juga kalau beli makanan bungkusnya juga dari plastik,” ujar Krista.
Pemakaian tas kresek menurut aktivis Komunitas Nol Sampah, Hermawan Some, diprediksi masih terus meningkat seiring kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat dengan budaya instan. Pemakaian tas kresek atau kantong plastik di Indonesia, khususnya di Surabaya tergolong masih cukup tinggi yang diprediksi mencapai 2,1 milyar kantong plastik atau tas kresek, yang dihasilkan dari sekitar 3 juta penduduk Surabaya selama satu tahun.
“Kami mengajak masyarakat minimal mau mengurangi penggunaan tas kresek, baik saat berbelanja maupun membawa barang-barang pribadi. Kami menyiapkan tas kain yang bisa dipakai berulang kali, untuk ditukar dengan kantong plastik yang dibawa pengunjung,” lanjutnya.
Masyarakat Surabaya serta kota-kota besar lainnya ternyata masih sangat tergantung dengan keberadaan kantong plastik atau tas kresek, selain juga disebabkan belum banyaknya pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan tas kain untuk pembeli atau konsumen. Diutarakan oleh Krista, salah seorang warga Surabaya, meski dirinya memahami dampak negatif pemakaian tas kresek atau kantong plastik, dirinya selalu mendapatkan kantong pastik setiap berbelanja di mall maupu pasar tradisional.
“Melalui Monster itu kami ingin mengajak masyarakat menyadari bahwa untuk satu orang rata-rata menggunakan 700 kantong plastik dalam setahun. Coba dikalikan dengan jumlah penduduk di Surabaya saja, berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan. itu monster yang ingin kami tunjukkan kepada masyarakat,” terang Hanny, ditemui di Royal Plaza Surabaya, Kamis (3/7) sore bersama sekitar 10 aktivis lainnya.
Kegiatan yang dinamai juga sebagai “rampok” tas kresek ini diharapkan terus menjadi pengingat dan menyadarkan masyarakat akan bahaya penggunaan kantong plastik dalam kehidupan.
Aksi ini dilakukan oleh aktivis dari Komunitas Nol Sampah, untuk memperingati Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia setiap 3 Juli. Aktivis Komunitas Nol Sampah, Hanny Ismail mengatakan, keberadaan monster tas kresek bertujuan untuk menarik perhatian para pengunjung mall sehingga dapat dicapai target memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya mengurangi pemakaian kantong plastik atau tas kresek.
Pengunjung salah satu mall di Surabaya dibuat kaget dengan keberadaan monster tas kresek, yang menghampiri dan meminta kantong plastik atau tas kresek yang digunakan pengunjung untuk membawa barang belanjaannya. Monster itu kemudian memberikan brosur serta memberi himbauan agar para pengunjung mau mengurangi pemakaian tas kresek seminim mungkin dalam kehidupan sehari-hari.